Jombang, Garda21– Kepanikan terjadi di Puskesmas Mojoagung, karena beberapa orang tidak sadarkan diri dan terjadi henti Jantung secara tiba-tiba, sehingga membuat petugas medis menjadi panik untuk menolong para korban serta memberikan bantuan hidup dasar supaya para korban nyawanya terselamatkan.
Pertolongan di lakukan dengan cara memberikan resusitasi yang berupa pijat jantung, memberikan nafas buatan, memasang infus serta obat-obatan. Hal ini merupakan serangkaian adegan simulasi penanganan gawat darurat di puskesmas Mojoagung.
Kegiatan simulasi tersebut di lakukan supaya para petugas mampu menangani apabila terjadi kejadian yang nyata.
Simulasi penanganan korban henti jantung ini dilaksanakan pada hari Sabtu (11/11/2023) yang di ikuti oleh 47 peserta yang terdiri dari Dokter umum, dokter gigi, perawat dan bidan yang bekerja di Puskesmas Mojoagung, Jombang.
Dalam sambutannya Drg. Ariani Retnaningtyas selaku kepala Puskesmas Mojoagung mengharapkan para peserta pelatihan dapat mengikuti acara ini dengan baik serta menerapkan ilmu yang telah di dapat dalam pelatihan bantuan hidup dasar (BHD) untuk pekerjaan sehari- hari terutama ketika menghadapi korban henti jantung.
Sementara Itu dokter Yohanes Ary Prayoga yang bertindak sebagai mentor dalam pelatihan ini menyampaikan “ketika kita menemukan korban yang tidak sadarkan diri hal pertama yang harus kita perhatikan adalah aman diri, aman pasien dan aman lingkungan setelah itu kita memberikan pertolongan baik berupa pijat jantung, nafas buatan maupun resusitasi lanjutan”,jelasnya.
Dalam pemaparan materi dr. Yoga panggilan akrabnya menuturkan bahwa keadaan tidak sadar dan Henti Jantung bisa dialami siapa saja, dimana saja dan kapan saja oleh karena itu ketrampilan memberikan Bantuan hidup dasar perlu dimiliki semua orang baik itu medis maupun orang awam untuk menurunkan resiko kematian pada korban henti Jantung.
Sebagai Mentor praktek penanganan Korban Henti Jantung di pimpin oleh dr. Cyntia Galuh Sakanthi dan dibantu beberapa perawat instalasi gawat darurat rumah sakit Kristen Mojowarno. Dalam praktek tersebut di ajarkan bagaimana cara pijat Jantung, evakuasi korban, penanganan orang tersedak dan ketrampilan lainnya.
“Saya sangat senang diadakan pelatihan ini, karena dapat menambah ilmu dan menambah ketrampilan serta mengingat kembali prosedur penanganan pasien Henti Jantung” kata Didik salah satu peserta pelatihan.
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar ini merupakan bentuk kerjasama antara Rumah sakit Kristen Mojowarno dengan Puskesmas di Wilayah kabupaten Jombang.
Penulis : Lukius Juliandri/ julek